5. DUTCH OVERLORDSHIP PERIOD (1682 — 1811)


DUTCH OVERLORDSHIP PERIOD (1682 — 1811)


 -Format Representasi Alam, Manusia dan Kebudayaan Banten dibagi ke    dalam beberapa periode suksesif yang masing-masing menunjukkan      fase perkembangan. 
 -Berdasarkan akumulasi data geografi, arkeologi, etnografi, tutur    dan fakta empirik.


Model Budaya
      Masyarakat Banten berhadapan dengan benturan nilai jangka panjang: Islam lokal dan Barat, sebagai dampak perubahan ekonomi politik yang dipromosikan kekuatan VOC. Kekuasaan politik Banten di bawah pengawasan Pemerintah Batavia. 
Beberapa Sultan Banten masih memiliki kekuasaan intermediasi di Lampung dalam bisnis lada. 
Ada pengenalan ekonomi kapitalisme dengan pembukaan lahan perkebunan tanaman ekspor.
Banten menjadi bagian dari sistem VOC yang dikendalikan oleh Batavia. 
Struktur masyarakat goyah karena kehilangan referensi simbolik dan praksis. 
Resistensi Banten menghadapi kesewenangan penguasa asing.

Bukti Sejarah
     Gambaran Banten yang sepi, ditinggalkan penduduknya. 
Banten kehilangan aktivitas perdagangan penting. 
Situasi keraton yang sepi. Kontras dengan Fort Speelwijk, tempat terkonsentrasi aktitvitas perdagangan lada dan komoditas lain. Ada ilustrasi kehidupan desa-desa di bawah rejim VOC. Kerkhof, bedil, pistol, kelewang, pakaian, simbol-simbol kekuasaan, foto-foto, dan gambar-gambar aktivitas  VOC di Banten.

Etnografi
      Berbagai bukti keberadaan VOC di Banten. Termasuk piagam-piagam Sultan yang terbuat dari tembaga tentang tata niaga lada,  stempel kesultanan yang diakui oleh VOC, dan berbagai jenis persenjataan yang dipergunakan dalam perlawanan menghadapi kekuatan VOC di seluruh daerah Banten

Fakta Empirik
      Denah atau miniatur Benteng Speelwijk. Berbagai surat perjanjian antara Sultan dan Penguasa VOC baik di Banten maupun di Batavia

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »